malam sahabat,,ni tips marketing jilid 3..kemaren kan jilid 2..nah sekarang mimin berikan penutupnya..s
Tidak Menanggapi Keluhan
Kadang terjadi konsumen tidak merasa puas dengan produk yang kita jual, mengatasi hal ini kita harus bisa memberikan solusi yang sama-sama menguntungkan. Jangan pernah mencoba untuk tidak menanggapi terhadap keluhan yang pelanggan utarakan, karena itu sama saja dengan menjelek-jelekan bisnis sendiri, pelanggan akan kapok untuk membeli produk atau jasa kita. Untuk ilmu menangani keluhan pelanggan, dibawah ini mimin siapkan buat sahabat..
Contoh Cara Praktis Menangani Keluhan Pelanggan
Menangani Keluhan Pelanggan
Keluhan adalah hal yang tidak dapat dielakkan ketika kita berhadapan dengan pelanggan. Setiap pelanggan pasti punya harapan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, selling bisa dikatakan sebagai sebuah proses yang dapat menimbulkan miskomunikasi sehingga akhirnya pelanggan tidak memperoleh apa yang mereka harapkan. Ketika menangani keluhan pelanggan, ingatlah tahap-tahap berikut:
TAHAP I – HANDLE THE EMOTION
Tahap pertama dalam menghadapi pelanggan adalah menangani emosi mereka. Tugas Anda adalah menenangkan pelanggan. Dengan berempati kepada pelanggan, Anda sudah menempatkan diri di dalam ”sepatunya” dan melihat situasi dari posisinya (pelanggan).
TAHAP 2 — SOLVE THE PROBLEM
Setelah mahir menenangkan pelanggan, tahap selanjutnya ialah memecahkan masalah pelanggan. Hal ini bisa saja menjadi bagian tersulit karena kebijaksanaan perusahaan mungkin tidak memperbolehkan Anda untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dalam kasus ini, sangat dibutuhkan kesabaran, kemampuan negosiasi, dan persuasi yang tinggi. Semoga saja, setelah proses tawar-menawar, pelanggan Anda dapat menerima solusi yang Anda tawarkan. Bagaimanapun, ada hal yang harus Anda ingat dan sadari.
Jika akhirnya pelanggan menerima solusi yang Anda tawarkan, mungkin saja itu adalah hanya sebuah kompromi. Ini bukanlah sesuatu yang benar-benar dia inginkan. Bisa saja pelanggan menerima tawaran Anda hanya untuk menghindari kekecewaan yang lebih jauh atau bahkan untuk menghemat waktu.
Dan jika solusi yang Anda berikan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan, maka masalah itu sendiri sudah membuatnya tidak nyaman dan ia sudah punya pengalaman yang tidak menyenangkan dengan _ perusahaan Anda. Perasaan ini harus dikoreksi secepatnya supaya pelanggan Anda pergi dengan suasana hati yang senang tanpa rasa kompromi.
Coba perhatikan ilustrasi berikut:
Cerita Pertama
Seorang pelanggan wanita membeli sepasang sepatu dari sebuah toko sepatu. Ia butuh sepatu untuk mengunjungi seorang klien penting dan ingin tampak anggun. Keesokan harinya, pelanggan tersebut mengenakan sepatu barunya untuk bertemu dengan klien tadi. Dalam perjalanan, tiba-tiba tumit dari salah satu sepatu itu lepas! Wanita itu kecewa dan stres! la merasa sangat malu karena harus berjalan pincang ke kantor klien! Setelah kejadian itu, ia menghadapi minggu yang sibuk sehingga tidak sempat memperbaiki sepatu rusak tadi.
Pada hari Sabtu, ia pergi ke toko sepatu dan menjelaskan apa yang telah terjadi minggu lalu. Kemudian, pramuniaga toko memaksanya untuk memperlihatkan bon pembelian sebagai bukti ia telah membeli sepatu dari toko tersebut. Wanita itu mengatakan, ia telah kehilangan bon yang dimaksud. Pramuniaga meminta maaf dan menjelaskan bahwa sudah menjadl “kebijakan perusahaan” untuk tidak memperbaiki sepatu yang rusak kecuali ada bon pembelian.
Pelanggan marah! Ia berdebat hebat dan menaikkan nada bicaranya. Setelah 15 menit adu argumen, pramuniaga itu akhirnya setuju untuk memperbaiki sepatunya. Begitu sepatu selesai diperbaiki, wanita tadi menerima sepatu itu dan berjanji tidak akan pernah membeli dari toko itu Iagi.
Kemudian ia pergi berkumpul dengan enam temannya. Sambil minum kopi di sebuah kafe, ia menceritakan pengalaman buruk yang dialaminya dan memperingatkan teman-temannya untuk tidak membeli sepatu dari toko itu.
Cerita Kedua
Seorang pelanggan wanita membeli sepasang sepatu dari sebuah toko sepatu. Sama juga, ia mau mengunjungi klien penting dan ia ingin tampil cantik. Pada hari berikutnya, dalam perjalanan menuju tempat klien, salah satu tumit sepatu itu Iepas.
Wanita itu kecewa dan stres! Ia juga merasa malu karena harus menemui klien dengan satu tumit sepatu yang Iepas! Ia menghadapi minggu yang penuh kesibukan sehingga ia tidak bisa melakukan apa pun dengan sepatu rusak tadi.
Di akhir minggu, ia pergi ke toko sepatu dan menjelaskan apa yang telah terjadi sebelumnya. Dengan penuh perhatian, pramuniaga toko mendengarkannya. Kemudian,ia bertanya apakah wanita itu mengalami cedera pergelangan kaki sewaktu kejadian. Pramuniaga merasa lega saat mendengar wanita itu tidak mengalami cedera apa pun.
la juga berempati pada situasi di mana wanita itu harus bertemu klien dengan tumit sepatu yang patah. Wanita itu menceritakan seluruh pengalamannya kepada pramuniaga, dan sesaat kemudian mereka pun tenggelam dalam suasana canda dan tawa.
Pramuniaga berjanji untuk memasangkan kembali tumit yang lepas tadi dan sepatu tersebut akan siap dalam 20 menit. Kemudian ia menghibur wanita itu dengan menunjukkan sebuah rak sepatu keluaran terakhir dari toko tersebut, dan menyarankan untuk mencoba beberapa sepatu tanpa harus membelinya.
Wanita itu Ialu mencoba beberapa pasang sepatu dan memutuskan untuk membeli satu pasang yang ia suka. Segera setelah sepatunya selesai diperbaiki, pelanggan itu berterima kasih dan berjalan keluar. Sesaat sebelum ia meninggalkan toko, pramuniaga tadi menghadiahkan sepasang stocking wanita kepadanya. Pelanggan itu terkejut dan berkata dengan senang, “Terima kasih.”
Pramuniaga menjawab, “Sayalah yang harus berterima kasih karena lbu sudah kembali kemari dan memberikan kesempatan kepada kami untuk memperbaiki kesalahan kami. Silakan datang lagi.”
Pelanggan wanita tadi membalas, ”Tentu saja! Dengan pelayanan seperti ini, saya pasti kembali lagi!” Kemudian, ia pergi berkumpul dengan enam temannya. Ketika mereka sedang berbicang-bincang sembari minum kopi di sebuah kafe, ia menceritakan pelayanan terbaik yang pernah ia alami di toko sepatu dan…
”Ngomong-ngomong, mereka juga punya sepatu baru keluaran terakhir. Aku sudah beli satu di antaranya. Lihatlah, sepatu ini indah, kan?”
Salah seorang temannya berkata, “Mengapa kita tidak pergi sekarang juga… sebenarnya akujuga pengen beli sepatu baru.”
Temannya yang Iain berseru, “Eh, aku juga, dan kita juga bisa melihat pramuniaga hebat yang kamu ceritakan tadi.”
Lantas, mereka pergi menuju toko sepatu tadi… dan lima di antara mereka ternyata membeli sepatu di sana!
TAHAP 3 – CHEER UP THE CUSTOMER AGAIN!
Bagaimana dengan pelayanan di perusahaan Anda?
Mirip cerita pertama atau cerita kedua?
Jika Anda cermati, tahap ini tidak hanya semata-mata menyelesaikan masalah (Tahap 2). Setelah menyelesaikan masalah, Anda pun harus menuju ke tahap ke—3: Cheer Up The Cust0merAgain!
Dalam cerita kedua, pramuniaga menyenangkan pelanggan Iewat hadiah sepasang stocking wanita. Pelanggan menyukai kejutan dan hadiah. Ketika saya masih anak-anak, ibu saya sering mengajak saya mengunjungi saudara-saudara perempuannya. Ibu saya punya banyak saudara perempuan. Akan tetapi, saya sangat senang jika kami mengunjungi bibi saya yang nomor lima. Mengapa?
Karena setiap kali ke sana, sebelum pulang ke rumah, ia tak pernah lupa memberi saya hadiah kecil. Saya selalu ingat perasaan saya ketika memperoleh hadiah tersebut. Bukankah anak-anak menyukai hadiah?
Dan… ORANG DEWASA PUN DEMIKIAN!
Jadi ingatlah, setiap kali Anda menyelesaikan masalah dengan pelanggan,jangan pernah membiarkan mereka pergi begitu saja. Selalu kejutkan mereka dengan hadiah-hadiah kecil (sangat cantik jika diikat dengan seutas pita). Mereka sangat menyukainya!
Kemudian, saya sarankan Anda untuk melakukan sesuatu yang akan membuat mereka loyal kepada Anda. Dua atau tiga hari setelah peristiwa “keluhan”, hubungi pelanggan untuk menanyakan apakah mereka mengalami masalah dengan produk yang sudah dibelinya.
“Apakah ada masalah pada tumit dari sepatu yang baru Anda beli? Tidak ada masalah?
Bagus! Baiklah, saya hanya ingin memberitahukan kepada Anda bahwa kami akan menggelar diskon 50% minggu depan. Silakan datang dan beritahukan ini pada teman-teman Anda!”
Terdengar sangat indah sebagai sebuah kenyataan?
Dari pengalaman saya, banyak penjual dan bagian customer service yang mengeluh karena tidak diizinkan manajernya untuk memberikan hadiah kepada pelanggan yang komplain. Alasannya, “Jika kita memberikan hadiah kepada pelanggan yang komplain, maka akan banyak pelanggan komplain yang datang hanya untuk mendapatkan hadiah ini!”
Jika Anda memiliki seorang manajer seperti itu, maka hal yang dapat Anda lakukan untuk menolong manajer Anda adalah:
Bawalah ia ke rumah sakit terdekat untuk menjalani pemeriksaan otak!!!! hehehehehe
ini tips terakhir
Jangan Pernah Berniat Menipu Pelanggan
Kejujuran dalam berbisnis adalah hal utama. Menipu adalah hal yang sangat tidak baik untuk dilakukan kepada pelanggan, sedikit demi sedikit bisnis anda akan di tinggalkan dan selanjutnya tidak akan berjalan. Dengan memberikan penjelasan yang tidak benar kepada pelanggan, dengan maksud agar mereka mau membeli produk kita, akan membuat mereka memberikan penilaian yang sangat buruk terhadap bisnis anda, dan dengan mudah penilaian tersebut menyebar kepada calon pembeli lainnya, ini yang akan menyebabkan bisnis anda tidak akan lama bertahan.
Oke, semoga berguna…..
#tda #tipsmarketing #ukmmedan #komunitassosial
www.tdamedan.org
sumber : http://kampungwirausaha.com/
No comments:
Post a Comment