KOMUNITAS TANGAN DI ATAS MEDAN

Search This Blog

Powered by Blogger.

Sponsorship

http://www.narsisdigitalprinting.com/
http://www.narsiseducation.com/

Mengapa Warung Makan Padang Ada di Seluruh Penjuru Indonesia? Ini Nih Alasannya!

Apakah kamu salah seorang pencinta nasi padang? Dengan cita rasa yang luar biasa wajar banyak orang yang nggak bisa nolak kelezatan makanan satu ini. Mulai dari anak muda hingga orang tua menjadikan nasi Padang sebagai kuliner terbaik. Tapi kamu sadar nggak sih, kalau warung makan Padang ada dimana-mana? Kuliner yang terkenal dengan sebutan nasi Padang ini emang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Lah bener juga ya, kok bisa? Ini nih alasannya!

Orang Minang emang terkenal dengan budaya merantaunya. Jadi wajar aja di setiap daerah ada mereka, termasuk makanannya!

Surga dunia
Surga dunia
Sebagai orang Minangkabau, sudah budayanya jika seorang yang sudah cukup umur untuk pergi merantau. Sebagiaan dari mereka lebih memilih untuk mencari nafkah di luar daerah. Budaya ini udah ada sejak dulu kala. Nggak cuma bekerja, tapi juga menimba ilmu. Setelah sukses, ada dari mereka yang pulang dan ada yang bertahan di perantauan. Peluang inilah yang digunakan para wirausaha untuk membuka rumah makan Padang. Dengan harapan nasi Padang bisa mengurangi kerinduan para perantau ini akan kampung halaman mereka.

Orang Minang juga dikenal sebagai pedagang. Kuliner hanya salah satu dari banyak pilihan untuk mencari nafkah

Manatiang piriang ala rumah makan padang
Manatiang piriang ala rumah makan padang via media.ukmmarket.co.id
Bener banget! Kamu pasti nemuin di tiap pusat keramaian seperti pasar ataupun mall pasti ada orang Minang yang jualan. Jiwa pedagang ini memang udah melekat dengan orang Minang. Jadi mau jualan sepatu, baju, keperluan rumah tangga, pasti ada orang Minangnya. Termasuk kulineran. Kemampuan dalam memasak juga tidak pandang bulu. Perempuan atau laki-laki bisa aja masak makanan Padang. Karena mereka sudah diajarkan untuk hidup mandiri, terutama bagi yang merantau. Jadi wajar aja banyak yang jadiin rumah makan Padang sebagai mata pencarian.

Cita rasa yang luar biasa membuat nasi Padang cocok untuk menggoyang lidah orang Indonesia


Bikin Ngeces :(
Bikin Ngeces 🙁 via restoranpadangberingin.esy.es
Kunci dari makanan Padang adalah bumbu-bumbu yang digunakan. Rumah makan Padang nggak segan-segan buat jadiin berbagai macam rempah sebagai penikmat makanannya. Rempah-rempah yang digunain adalah rempah-rempah pilihan biar masakan yang diciptakan memiliki rasa yang luar biasa. Pantes nasi Padang bikin ketagihan ya!

Bahan yang mudah didapatkan dimana-mana membuat nasi Padang menjadi kuliner sejuta umat

Banyak pilihannya!
Banyak pilihannya! via backpackstory.files.wordpress.com
Setiap makanan pasti berasal dari bahan-bahan yang berbeda. Untungnya, masakan yang disajikan oleh rumah makan Padang terbuat dari bahan baku yang mudah didapatkan di setiap daerah. Misalnya, ayam, daging sapi, ikan, telur, santan, dan rempah-rempah. Jadi nggak susah buat nyari bahan-bahan tersebut buat captain masakan Padang yang benar-benar menggoyang lidah.

Banyak pilihan yang tersedia, membuat nasi Padang dibutuhkan oleh setiap penggemarnya dimanapun berada

Love you, nasi Padang :)
Love you, nasi Padang 🙂 via cdns.klimg.com
Kelebihan ini juga jadi salah satu alasan mengapa rumah makan Padang banyak penggemarnya. Nggak Cuma 6 atau 7 pilihan aja, tapi belasan hingga puluhan! Satu jenis bahan dasar aja bisa dibikin berbagai macam hidangan. Misalnya ayam pop, ayam goreng, ayam bakar, dan gulai ayam. Jadi apapun selera kamu ada di rumah makan Padang ini! Jadi pengen kan makan nasi Padang sekarang?

Porsinya yang banyak dan harga yang lumayan bersahabat menjadikan nasi Padang sahabat orang dengan kantong sekarat

Nasi Padang juga terkenal dengan porsinya yang banyak. Bahkan sebagian warung makan mempersilahkan pengunjung buat ngambil sendiri nasinya! Pas banget kan buat kamu yang kantongnya lagi kere? Cuma makan sekali cukup buat sehari. Apalagi kalau dibungkus. Kamu bisa makan satu berdua sama teman kamu! Irit banget kaan?

Banyaknya pesaing yang ada, membuat orang Minang membuka tempat ini di daerah yang belum terjamah

Nggak bakal bosen makan ini!
Nggak bakal bosen makan ini! via assets.kompas.com
Nah, ini juga jadi alasan kenapa akhirnya nasi Padang merambah ke berbagai daerah. Banyaknya rumah makan Padang yang ada di daerah-daerah ramai seperti perkotaan membuat para pedagang memilih untuk membuka usahanya di tempat lain. Mereka bakal nyari daerah-daerah yang memiliki sedikit atau bahkan nggak ada rumah makan Padangnya. Dan akhirnya strategi ini sukses bikin rumah makan Padang berjamuran. Asiik!
Jadi banyak-banyak bersyukur ya karena kamu bisa ngerasain kenikmatan dunia yag satu ini. Nasi Padang, aku padamu!
#tda #ukmmedan #komunitassosial #padang #scaleup
www.tdamedan.org
sumber : hipwee.com

Jika Ingin Sukses di Dunia Usaha, Jauhkan Dirimu dari Mitos-Mitos Ini!

Selama ini, banyak yang mencoba membakar semangat anak muda untuk menjajal dunia usaha dengan gadang-gadang bahwa profesi sebagai wirausahawan lebih nyaman dan menjanjikan dari karyawan. Kamu bisa menjadi bos sendiri alias tak akan ada yang memarahi, bisa bekerja di jam yang terserah kapan saja, tak harus pergi ke kantor karena boleh bekerja di rumah, semuanya bebas dan tergantung maumu — sementara pendapatan pun berlipat-lipat dibandingkan gajimu sekarang sebagai karyawan! Eh, tapi benarkah kenyataan yang sebenarnya seperti itu? Bukankah setiap pekerjaan ada enak dan tak enaknya? Melihat nama profesinya, masihkah kamu percaya bahwa seorang pengusaha bisa ongkang-ongkang saja tanpa pernah berusaha?
Ada banyak mitos tentang dunia usaha yang harus berhenti kamu percaya. Jika kamu terus terbuai dengan mitos-mitos di bawah ini, gawat sekali. Bisa-bisa kesuksesanmu di dunia usaha tertunda!

1. “Dengan membuka usaha sendiri kita jadi lebih bebas. Boleh kerja jam berapapun, tak harus repot bangun pagi buat ke kantor.”

Boleh bangun kapan ajaaaa~ Tapi bohong.
Kamu boleh bangun kapan ajaaaa~ Tapi bohong. via www.johntyman.com
Mungkin kamu pernah bersenandika seperti itu. Karena capek dan jenuh harus ngantor dari jam 8 pagi sampai larut malam, akhirnya kamu punya impian berwirausaha. Alasannya, kamu bisa memulai kerja jam berapapun. Padahal kalau itu motivasimu berwirausaha, kamu sedang menggali lubang kuburan sendiri!
Saat bekerja menjadi seorang wirausaha, justru kamu punya tantangan yang lebih besar untuk mendisiplinkan dirimu sendiri. Mungkin kamu nggak harus ngantor jam 8 pagi, tapi bangun siang dan malas-malasan bisa membuatmu kehilangan kesempatan mengembangkan usaha. Bangun pagi, dan tidur tepat waktu adalah kunci kedisiplinan yang bisa membuatmu menjadi orang sukses.

Dengan disiplin bangun pagi, kamu bisa selalu memulai aktivitasmu dengan mood yang bagus. Banyak orang yang sudah sukses di dunia usaha menyadarinya, sehingga akhirnyamembiasakan diri mereka untuk bangun di pagi hari. Bahkan ada lho yang bangun di subuh hari dan tak tidur lagi.
Para pengusaha sukses ini bangun pagi-pagi sekali untuk melakukan kegiatan positif, seperti berolahraga, merancang kegiatan, mencari peluang, dan menyiapkan pekerjaan. Kamu boleh saja bangun jam 10 siang, tapi jangan menyesal jika orang lain sudah mengambil kesempatanmu!

2. “Jadi wirausahawan itu asyik karena nggak harus terikat office hours. Kita bisa kerja kapan saja, tergantung kebutuhannya.”

Seringkali, bisa bekerja kapan saja itu berarti harus bekerja kapan saja.
Seringkali, bisa bekerja kapan saja itu berarti harus bekerja kapan saja.

Sekilas, punya jam kerja yang fleksibel itu memang enak. Kamu bisa bebas melakukan pekerjaanmu kapan saja. Kamu nggak harus berangkat jam 9 dan pulang jam 5. Tapi sebenarnya, jam kerja yang fleksibel nggak selamanya menyenangkan. Cara kerja seperti ini bahkan bisa jauh lebih menantang ketimbang cara kerja karyawan.
Ingatlah ini: saat pekerja kantoran bisa pulang ke rumah di waktu yang telah ditentukan, seorang entrepreneur masih harus berhubungan dengan klien-kliennya kapan saja, termasuk saat weekend, termasuk saat liburan, termasuk dini hari dan larut malam.
Seringkali, bisa bekerja kapan saja itu berarti harus bekerja kapan saja.
Bahkan saat orang-orang bisa pergi berlibur dengan tenang di hari libur, seorang pengusaha masih harus terus mengontrol dan menangani bisnisnya. Jam kerja yang fleksibel bukan berarti kamu bisa bebas menyediakan waktu luang untuk bersenang-senang. Jam kerja yang fleksibel itu justru membuatmu harus siap bekerja kapan saja, jam berapa saja, hari apa saja, bahkan ketika liburan.

3. “Sebagai pemegang jabatan tertinggi, kita bisa menentukan sendiri mau dibawa kemana perusahaan ini. Segala kebijakan perusahaan akan tergantung pada keputusan kita.”

Kamu adalah bosnya
Kamu memang bos, tapi tetap harus mendengarkan pendapat orang lain di perusahaanmu via nymag.com
Memang benar, saat kamu bekerja membuka usaha sendiri, otomatis kamu adalah bosnya. Tapi satu hal yang harus kamu ingat: kamu tidak bekerja sendirian. Kamu butuh banyak orang untuk membuat usaha yang kamu jalankan itu sukses. Meskipun kamu berstatus bos, kamu masih punya pegawai, pelanggan, atau klien dan investor yang harus kamu pikirkan. Kamu harus mendengarkan aspirasi serta pendapat-pendapat mereka dan membuat mereka merasa dihargai.
Walau kamu bosnya, kamu tak akan pernah benar-benar bebas bertindak sesuka hatimu. Kesuksesanmu juga bergantung oleh mereka yang bekerja sama denganmu.

4. “Bayangkan betapa enaknya kalau bisa nggak kerja di kantor. Rumah sendiri memang selalu lebih nyaman.”

Kerja di rumah lebih santai
Kerja di rumah lebih santai…kalau kamu bisa bebas dari distraksi via www.hipwee.com
Kerja di rumah sendiri adalah keuntungan yang akan kamu dapatkan saat memutuskan untuk berwirausaha. Dengan bekerja di rumah, kamu bisa lebih bebas mengatur pola kerja, spot kerja, hingga cara berpakaianmu.
Tapi kerja di rumah nggak menjamin kamu bisa terbebas dari distraksi lho! Justru sebaliknya, kenyamanan yang ditawarkan oleh rumahmu justru bisa menjadi bumerang buatmu.
Ada banyak gangguan yang bisa menyerangmu ketika bekerja di rumah. Suara televisi yang gaduh, mertua yang tiba-tiba minta bantuan saat kamu sedang bekerja, bahkan hal sesederhana bantal dan tempat tidur. Gangguan-gangguan kecil itu bisa benar-benar membuat pola kerjamu berantakan, mengancam fokus dan mood bekerjamu.

5. “Kalau gagal, kamu tetap bisa banting setir buka usaha di bidang lain. Cari bidang yang lebih menguntungkan.”

Kamu tak bisa begitu saja pindah haluan!
Kamu tak bisa begitu saja pindah haluan! via www.itechsum.com
Secara teori, kamu memang bisa banting setir. Pada nyatanya mengubah haluan bisnis itu nggak segampang membalikkan telapak tangan. Mengubah produk usaha yang kamu jual butuh perhitungan dan kejelian yang baik. Saat kamu mengubah haluan bisnismu, kamu harus memulai dari nol lagi, menarik modal baru dan mengembangkan basis pelanggan. Siapa bilang ini gampang?
Jangan mudah untuk tiba-tiba pindah mencari peruntungan lain jika usahamu mandek di jalan. Pengusaha yang sukses justru bisa berhasil karena ulet dan telaten. Fokus cari dimana kesalahanmu, lalu perbaikilah kesalahan itu. Ya, jika usahamu mandek, bisa jadi kesalahannya ada di strategi bisnismu sendiri — bukan karena bidangnya kurang menguntungkan atau kurang menjual.

6. “Usahaku akan sukses karena idenya yang baru. Belum ada yang kepikiran membuat usaha seperti ini sama sekali!”

Apakah idemu sebaru dan brilian Facebook?
Apakah idemu sebaru dan brilian Facebook? via theusindependent.com
Ide itu penting, tapi cuma modal ide aja nggak akan cukup membuatmu sukses! Sebagus apapun idemu, seunggul apapun produkmu dari pesaing-pesaingmu, kalau kamu nggak punya strategi marketing yang baik, semua itu bakal melempem nggak bersuara.
Sebagai seorang entrepreneur, kamu nggak cuma dituntut untuk bisa menciptakan ide dan produk yang baik saja, tapi kamu juga harus belajar tentang bagaimana cara memasarkannya. Kamu harus bisa membayangkan bagaimana cara supaya orang-orang bisa tahu, mengenal, kemudian menyukai produkmu. Saat kamu sudah mengambil keputusan mantap untuk jadi pengusaha, kamu harus mau belajar banyak hal. Jangan cuma fokus dengan ide produkmu aja.

7. “Kalau harga produk jualanku lebih murah, produkku pasti bakal laris manis!”

Jual murah biar laris
Jual murah biar laris? Yakin? via www.izettle.com
Asumsi ini nggak selalu benar. Pelanggan memang selalu lebih tertarik dengan harga yang lebih terjangkau. Tapi untuk merealisasikan harga yang lebih terjangkau ini, ada beberapa hal yang mesti kamu korbankan. Mungkin produkmu jadi nggak seenak atau seawet produk pesain. Mungkin pembeli atau pelanggan harus puas dengan jumlah produk yang lebih sedikit. Mungkin mereka harus menunggu lebih lama sebelum produk itu sampai ke tangan mereka, karena kamu nggak sanggup membayar biaya pengiriman premium. Seringkali pelanggan akan berkenan, lho, membayar lebih mahal demi mendapat kenyamanan-kenyamanan tertentu.
Jangan lupa juga: jika kamu menjual produk dengan harga miring tanpa mendapat laba yang signifikan, strategi ini sama saja bunuh diri. Kamu nggak ada untung untuk menghidupi diri sendiri, juga nggak punya biaya untuk produksi lagi
Kamu bisa saja menjual produk dengan harga yang murah, tapi jangan sampai menurunkan kualitas produk-produk jualanmu. Mungkin orang akan tertarik dengan harga yang murah, tapi lama-lama orang akan meninggalkanmu karena mereka akan mencari produk yang lebih berkualitas.
Jika kamu tetap ingin menjual produk yang murah tapi nggak murahan, cari dan eksplor bagaimana cara agar kamu bisa mendapatkannya. Yang terpenting kamu masih bisa mendapatkan keuntungan dari hasil jualanmu, dan nggak pakai nipu pelanggan-pelangganmu!
Itulah tadi beberapa kesalahan yang selama ini sering kita percaya tentang menjadi seorang wirausahawan. Setiap pekerjaan pasti punya tantangan dan risiko yang harus dihadapi. Menjadi wirasusahawan itu enak, tapi kamu juga butuh usaha yang keras. Setelah membaca artikel ini, apakah keyakinanmu terjun ke dunia usaha sudah semakin bulat? 🙂
#tda #ukmmedan #komunitassosial #mitos #scaleup
www.tdamedan.org
sumber : hipwee.com

Ini 5 Tanda Anda Terlalu Ambisius Dalam Berkarir, Waspadalah

Terlalu Ambisius Dalam Berkarir – Dalam hal apapun, menjadi seseorang yang ambisius bukanlah hal yang buruk. Namun bisa menjadi sangat buruk ketika ambisi tersebut justru menjadi belenggu kebahagiaan Anda.
Di lingkungan kerja pun juga demikian, sah-sah saja menuntut diri untuk menjadi lebih baik. Ambisi yang tinggi akan bisa membawa Anda pada karir yang lebih bagus. Namun perlu diwaspadai ketika ambisi tersebut berkembang semakin besar tanpa bisa dikontrol.
Kondisi ini akan membawa seseorang menjadi pribadi yang terlalu ambisius dan bisa membuatnya merasa tersiksa. Bukan tidak mungkin Anda malah justru akan kehilangan kesempatan untuk bisa menikmati hidup.
Lalu apa saja tanda-tanda tersebut, simak ulasannya berikut ini:
  1. Terlalu Banyak Mengorbankan Hal Penting Demi Karir

Untuk mencapai prestasi dalam berbagai hal termasuk pekerjaan, cukup wajar bila seseorang kadang mengorbankan sesuatu. Namun menjadi berlebihan jika Anda terlalu banyak mengorbankan hal penting (misalnya keluarga) demi karir yang lebih baik.
Bagi orang yang terlalu ambisius, dalam hidupnya tidak ada yang lebih penting kecuali karirnya, bahkan lebih penting dari keluarga dan kesehatan mereka. Sehingga tak jarang orang seperti ini mudah frustrasi dan depresi ketika tujuannya dalam berkarir tidak/ belum tercapai.
Hal ini tentu sangat tidak baik untuk Anda sendiri dan untuk keluarga. Keseimbangan dalam menjalankan segala sesuatu tetap diperlukan meski memang bukan perkara mudah untuk mendapatkannya.
  1. Selalu Membandingkan Diri Dengan Orang Lain

Bagi orang yang terlalu ambisius, mereka cenderung tidak ingin berada di bawah orang lain dalam hal apapun. Sehingga hal ini kemudian membawanya kepada sikap suka berkompetisi dan selalu membandingkan diri dengan orang lain.
Orang seperti ini sejatinya akan sibuk melihat pencapaian orang lain dari pada meningkatkan kemampuan diri sendiri. Sehingga tidak disadari semakin lama orang yang terlalu ambisisus akan justru semakin tertinggal dari orang lain.


Maka jika Anda terlalu sibuk membandingkan diri dengan orang lain, segeralah sadar bahwa apa yang Anda lakukan adalah tidak benar.
  1. Tidak Bisa Menjadi Orang yang Rileks

Rileks bukan berarti tidak serius. Orang yang memiliki ambisi tidak terkendali biasanya akan sulit menikmati hidupnya. Mereka cenderung terus berpikir bagaimana bisa mencapai tujuan atau target mereka, bahkan pada saat santai sekalipun.
Ketika liburan misalnya, orang seperti ini akan selalu berusaha mencuri waktu untuk pekerjaannya barang sebentar. Dan selalu saja seperti itu sampai pada akhirnya waktu liburan pun berakhir tanpa merasa libur. Ayo, apakah Anda pernah mengalami hal itu?
Jika Anda seperti ini, maka Anda harus segera membenahi diri agar tidak terjerumus semakin dalam dalam ambisi Anda.
  1. Selalu Merasa Tidak Punya Waktu

Waktu akan selalu menjadi masalah besar bagi orang yang terlalu ambisius. Mereka seakan selalu kekurangan waktu untuk mencapai apa yang diinginkan.
Perasaan panik dan cemas kerap melanda karena waktu yang selalu terasa sangat sempit karena banyaknya deadline yang dibuat sendiri. Jika seperti ini yang Anda alami, maka Anda harus segera merevisi deadline Anda agar tidak membunuh Anda perlahan-lahan.
Jadilah manusia normal yang menghargai waktu, waktu untuk bekerja, waktu untuk rekreasi, dan lain sebagainya.
  1. Melakukan Segalanya Untuk Mencapai Tujuan

Ini yang berbahaya, bagi orang yang terlalu ambisius dengan karir, mereka sering seperti gelap mata. Mereka akan melakukan segala cara untuk bisa mencapai targetnya.
Mungkin pada awalnya hanya sesuatu yang kecil seperti sedikit berbohong, sedikit menghasut, dan lainnya. Hal semacam ini jika terus dibiasakan, lama kelamaan akan melekat pada diri seseorang dan kemudian menjadi sifat permanen orang tersebut.
Orang yang terlalu ambisius akan mudah menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkan, meski itu dilakukan dengan cara yang tidak sportif. Ambisi yang tak terkendali akan merusak perangai Anda sendiri jika didiamkan terus menerus.
PENUTUP
Itulah beberapa tanda yang menunjukkan seseorang adalah orang yang terlalu ambisius. Jika ada satu atau dua pada diri Anda, maka sebaiknya segera hilangkan agar hidup Anda menjadi lebih bahagia.
Memiliki ambisi yang tinggi memang bagus, namun harus tetap di dalam koridor yang tidak berlebihan sehingga menyiksa diri sendiri.

#tda #ukmmedan #komunitassosial #terlaluambisius #scaleup
www.tdamedan.org
sumber : maxmanroe.com

Ingin Weekend Tetap Produktif, Coba Lakukan 5 Kegiatan Ini

Weekend Tetap Produktif – Akhir pekan adalah waktu yang paling ditunggu oleh para karyawan. Di akhir pekan biasanya kita bisa menyempatkan diri untuk beristirahat seharian atau menghabiskan waktu dengan berwisata untuk menghilangkan penat.
Pada umumnya kita menghabiskan waktu untuk memanjakan diri setelah berpayah-payah pada hari sebelumnya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, namun ketika ada pilihan untuk bersantai namun tetap produktif, tentu merupakan pilihan yang bagus.
Bisakah hal itu dilakukan? Tentu saja bisa, simak caranya berikut ini agar weekend Anda tetap produktif:
  1. Tetaplah Bangun Pagi Hari

Bangun Pagi Hari
shutterstock.com
Memang pada hari libur akhir pekan adalah waktu yang sangat nikmat untuk bangun telat, bermalas-malasan tanpa memikirkan beban kerja yang membosankan. Benar memang, namun jika Anda perhatikan kisah orang sukses, maka sering kita ketahui bahwa mereka selalu bangun di pagi hari baik saat hari kerja maupun di akhir pekan.
Sebenarnya, ketika Anda sudah terbiasa bangun pagi, maka kebiasaan tersebut akan berlangsung meski pada saat akhir pekan. Nah, ketika Anda bangun pagi pada saat tidak bekerja, maka Anda akan bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk kegiatan yang produktif.
Hal-hal ringan yang produktif seperti sekedar menanam di kebun, membersihkan rumah dan lainnya tentu bisa sedikit menyegarkan pikiran Anda dari jenuhnya beban pekerjaan.
  1. Sedikit Mengerjakan Tugas Kantor

Mengerjakan Tugas Kantor
shutterstock.com
Sedikit mengerjakan pekerjaan di kantor tidak akan mengurangi masa akhir pekan Anda. Namun tentu dengan catatan, yang Anda kerjakan jangan tugas yang berat.
Menyelesaikan tugas kecil-kecilan seperti menulis daftar pekerjaan esok hari, sedikit membaca untuk meriset pekerjaan bisa Anda lakukan selagi Anda sempat. Bahkan Anda bisa melakukan tugas ringan dari kantor tersebut dengan memakai baju tidur.
Pekerjaan ringan yang Anda lakukan tersebut akan sangat membantu ketika Anda masuk kerja nanti.
  1. Sisihkan Waktu Untuk Olahraga

Waktu Untuk Olahraga
Jangan anggap melakukan olahraga bukan kegiatan yang produktif. Untuk itu, sempatkan dan sisihkan waktu di akhir pekan untuk berolahraga. Anda bisa berolahraga bersama keluarga atau sahabat Anda.


Dengan melakukan olahraga ringan, akan membuat tubuh Anda semakin segar dan bisa memlihara daya ingat Anda. Selain itu, olahraga ringan di luar rumah juga akan bisa meningkatkan kepercayaan diri Anda.
Olahraga akhir pekan akan bisa menjadi booster semangat Anda yang tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan kinerja Anda ketika kembali aktif bekerja lagi.
  1. Lakukan Sesuatu yang Menyenangkan

Sesuatu yang Menyenangkan
shutterstock.com
Untuk meningkatkan produktifitas Anda di akhir pekan, Anda bisa awali dengan melakukan sesuatu yang Anda anggap menyenangkan. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, seperti bermain musik, fotografi, olahraga, travelling, atau juga sekedar memasak masakan ringan atau apapun yang Anda anggap menyenangkan.
Melakukan hal-hal kecil yang menyenangkan akan membuat akhir pekan Anda menjadi semakin produktif. Melakukan sesuatu yang menyenangkan seperti hobi misalnya, akan bisa memberikan stimulus kepada Anda untuk menjadi seorang yang semakin kreatif dan tentunya juga bisa mengurangi stres.
Maksimalkan sedikit waktu akhir pekan Anda untuk sesuatu yang Anda senangi, selanjutnya weekend Anda akan semakin produktif, cobalah.
  1. Menjadi Sukarelawan Gerakan Kemanusiaan

Sukarelawan Gerakan Kemanusiaan
sindonews
Mungkin ini sedikit berbeda, namun dengan menjadi sukarelawan suatu gerakan kemanusiaan, Anda akan memiliki peluang lebih besar menolong orang lain. Dan akhir pekan adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan hal itu, Anda bisa mengajak keluarga Anda juga turut serta.
Akan ada banyak hal positif yang Anda dapatkan dengan membantu orang lain. Selain Anda bisa berkontribusi langsung untuk orang lain, Anda juga bisa memberikan pelajaran kepada keluarga Anda tentang tolong menolong.
Percayalah, dengan menolong orang lain, hati Anda akan menjadi lebih tenang dan tentunya akan meningkatkan kualitas syukur kita kepada Tuhan.
  1. Berhenti Sejenak Dan Berpikir

Berpikir
Anda bisa memanfaatkan waktu libur akhir pekan untuk sejenak berhenti dari aktifitas tugas kantor. Namun demikian, ada baiknya juga Anda mencoba untuk sekedar berpikir sejenak tentang masa depan. Atau apapun yang sekiranya bisa meningkatkan pencapaian Anda.
Anda bisa sedikit menyisihkan waktu akhir pekan Anda untuk hal itu, bisa di sore hari setelah Anda melakukan beberapa aktifitas akhir pekan. Sedikit belajar dari beberapa kesalahan yang pernah dilakukan juga akan sangat berpengaruh terhadap masa depan Anda.
Belajar dari kesalahan masa lalu akan bisa menuntun Anda dalam memperbaiki setiap langkah Anda ke depan.
#tda #ukmmedan #komunitassosial #weekend #scaleup
www.tdamedan.org
sumber : maxmanroe.com

Ini 6 Dampak Negatif Jika Terlalu Ambisius Dalam Pekerjaan

Ambisi yang tinggi dan tidak terkendali selalu menjadi benalu dalam setiap pekerjaan. Jika ambisi tinggi tersebut tidak segera Anda kendalikan, maka suatu saat akan menghancurkan karir Anda sendiri.
Ada banyak akibat buruk yang ditimbulkan dengan adanya sikap ambisi yang terlalu besar ini. Akbiat negatif tersebut sangat berpotensi merusak karir yang sudah Anda bangun sejak awal.
Lalu apa saja sebenarnya akibat negatif dari sikap terlalu ambisius ini, simak penjelasan di bawah ini.
  1. Membuat Anda Mudah Depresi


Ambisi yang tidak terkendali terhadap pekerjaan, seringkali membuat lupa waktu. Setiap hari, siang dan malam yang diingat hanya pekerjaan dan pekerjaan. Semua waktunya dihabiskan untuk memikirkan pekerjaan dan target yang dibuat sendiri.
Jangankan untuk bersantai dan menikmati liburan, untuk melakukan aktivitas harian seperti makan, tidur dan berolahraga pun akan sulit dilakukan. Keadaan seperti ini sangat tidak sehat untuk jiwa dan raga Anda, jika dibiarkan, maka akan menimbulkan mudah stres dan memicu depresi.
Betapa tidak, tubuh dan pikiran Anda setiap hari harus diperas tanpa ada waktu untuk istirahat barang sebentar saja.
  1. Kecenderungan Antisosial Meningkat

Disadari atau tidak, ambisi yang tidak terkontrol terhadap pekerjaan akan membuat Anda menjadi seorang yang antisosial. Anda akan lebih mengutamakan pekerjaan Anda dari pada berinteraksi sosial dengan lingkungan Anda.
Anda kemudian akan menjadi pribadi yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Baik di lingkungan sekitar rumah Anda, maupun di lingkungan kerja Anda.
Jika keadaan seperti ini terjadi, maka lingkungan Anda pun juga tidak akan respek terhadap Anda. Akibatnya di lingkungan kerja Anda justru tidak akan mendapat dukungan untuk naik jabatan.
  1. Sulit Menjadi Orang yang Bijak

Menjadi orang yang bijak dalam menghadapi masalah bukanlah perkara yang mudah. Terlebih jika Anda berada dalam cengkraman ambisi yang tak terkendali, maka sulit sekali.
Anda akan menjadi sangat sulit memandang masalah secara jernih dan fair. Terutama jika ada masalah terkait dengan pekerjaan, Anda cenderung ingin sesegera mungkin menyelesaikan masalah. Yang kemudian akan menuntun Anda untuk mengambil keputusan dengan tergesa-gesa.


Dan semakin buruk lagi, Anda akan mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah dengan cara apapun tanpa mengindahkan yang lain.
  1. Sulit Memahami Kelemahan Diri Sendiri

Orang yang memiliki sikap terlalu ambisius, biasanya akan menganggap dirinya yang terbaik dalam berbagai hal. Pencapaian yang sudah ia raih akan menguatkan sikap percaya diri yang cenderung ke arah egois. Nah, sikap seperti ini akan membawa orang seperti ini untuk sulit memahami kelemahan diri sendiri.
Padahal, ketika Anda sulit memahami kelemahan diri sendiri, maka Anda pun akan kesulitan untuk berkembang. Dan, ketika Anda sulit berkembang, maka karir Anda pun tidak akan pernah meningkat.
Karena Anda adalah seorang yang terlalu ambisius, maka kondisi karir yang mentok ini akan membuat Anda depresi seperti penjelasan di atas.
  1. Menjadi Kurang Teliti Dalam Berabagai Hal

Sikap terlalu ambisius pada pekerjaan akan membuat Anda menjadi seorang yang kurang detail terhadap pekerjaan. Hal ini terjadi karena yang Anda pikirkan bukan pekerjaan itu sendiri, melainkan capaian atau target yang Anda buat sendiri.
Ini kemudian akan membuat Anda menjadi tidak teliti terhadap pekerjaan Anda sendiri, yang kemudian akan menurunkan kinerja Anda sendiri. Padahal, untuk mencapai target atau prestasi yang diinginkan memerlukan fokus dan kinerja yang maksimal.
Sikap ketidaktelitian ini tentu akan membuat prestasi atau target yang Anda jadikan tujuan, justru akan semakin jauh dari gapaian Anda.
  1. Menjadi Orang yang Kurang Menghargai Orang Lain

Ambisi tinggi yang tidak terkendali akan membuat Anda menjadi orang yang kurang bisa menghargai orang lain. Apalagi di dunia kerja, Anda akan menganggap pencapaian Anda adalah usaha Anda sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.
Hal ini terkait erat dengan sikap antisosial seperti di atas. Anda sulit menghargai kontribusi teman Anda meski sangat sedikit. Karena dalam setiap usaha kita tentu ada peran dari orang lain meski itu sangat kecil sekali.
Kesimpulan: Sebenarnya, menjadi seseorang yang ambisius bukanlah hal yang buruk (jika tujuannya baik). Namun, ambisi tanpa kontrol akan membuat seseorang menjadi egois dan tidak perduli dengan situasi dan keadaan di sekitarnya, bahkan lebih buruk bila tidak perduli dengan kesehatan sendiri.

#tda #ukmmedan #komunitassosial #terlaluambisius #scaleup
www.tdamedan.org
sumber : maxmanroe.com

SEKRETARIAT

Jl. Kapten Muslim No. 75A Medan - Sumatera Utara - Indonesia (Resto Kampung Deli) Contact: Phone: 0822 8308 3694 PIN BBM: 5F668994 Email: medantda@gmail.com

TDA PEDULI

Salurkan Infaq anda ke:
Bank Syariah Mandiri
A.n:
Komunitas TDA Medan
No. rek 7088026467