selamat malam sahabat TDA medan..
Mari kita simak 7 hal yang DILARANG DILAKUKAN pada pelanggan;
Memperlakukan pelanggan dengan baik adalah keharusan!
Karena bos an
da sesungguhnya adalah pelanggan anda. Anda yang membutuhkan pelanggan, bukan sebaliknya. Usaha anda disebut berhasil bila mampu melayani banyak pelanggan dengan baik, sesuai ekspektasi yang anda berikan pada pelanggan dalam iklan-iklan anda.Ingat, pembelian pertama dari pelanggan anda belum dianggap sebuah prestasi, tapi, jika dia melakukan pembelian berulang (repeat order), itu baru prestasi.
Maka, menjaga dan menciptakan pelanggan yang loyal secara emosional pada produk kita harus diperjuangkan sekuat mungkin, dan jangan melakukan hal bodoh yang bisa membuat pelanggan anda lari. Itu malapetaka besar dalam sebuah bisnis.
Mari kita simak 7 hal yang DILARANG DILAKUKAN pada pelanggan anda
#1.Jangan Mendebat Pelanggan
Pelanggan selalu benar pendapatnya, maka hindari mendebat atau berbeda pendapat secara frontal dengan pelanggan anda. Jikapun anda berbeda pendapat, lakukan dengan halus, gunakan kata “TAPI” dengan bijak untuk mengemukakan pendapat anda di depan pelanggan. Misalnya, pelanggan mengatakan bahwa warna produk anda kurang cerah sehingga tidak menarik minatnya. Maka, setujuilah dengan hati lapang dan terbuka, sambil menunjukkan keunggulan lain atau menawarkan opsi lain.
Misal:
“Ibu suka yang warna cerah ya? Wah bagus memang pilihan dan selera ibu. Tapi bu, biarpun warnanya sedikit seperti kusam, justru itulah ciri khas keaslian produk ini.”
Misal:
“Ibu suka yang warna cerah ya? Wah bagus memang pilihan dan selera ibu. Tapi bu, biarpun warnanya sedikit seperti kusam, justru itulah ciri khas keaslian produk ini.”
Atau,
“Oh begitu ya bu, suka yang cerah, ini ada yang model lain yang warnanya mungkin ibu suka”..
atau masih Bingung menghadapinya? Inilah cara sederhana merubahnya jadi pelanggan loyal sekaligus jadi marketing sukarela untuk anda. Trust me, It Works!
Bisa jadi kemungkinannya seperti ini:
Apakah anda pernah komplain di layanan pelanggan, dan dilayani staff A, lalu esoknya belum selesai dan anda telepon lagi dan sekarang dilayani oleh staff B, dan staff B tidak punya catatan riwayat komplain anda kemaren dengan si A? Menyebalkan bukan?
Bayangkan situasi di mana Anda memesan suatu produk secara online dan setelah tiga hari yang dijanjikan, produk tersebut tidak kunjung datang. Anda kemudian menelepon unit pelayanan konsumen, perwakilan yang melayani Anda berjanji bahwa produk tersebut akan sampai ke tempat tujuan keesokan harinya. Ternyata, hal itu tetap tidak terpenuhi.
Anda menelepon kembali keesokan harinya dan dijawab oleh orang lain yang sama sekali tidak tahu mengenai riwayat pembelian atau pembicaraan Anda dengan orang sebelumnya. Ia memberikan janji yang sama dan menekankan bahwa tidak ada rekaman pembicaraan Anda dengan staf sebelumnya.
Apakah hal seperti ini pernah Anda alami? Produk tersebut mungkin saja datang 1-2 hari kemudian, tapi apakah Anda akan berpikir untuk membeli produk lain di toko online yang sama?
Sekarang bayangkan lagi, jika toko online itu milik anda, dan sang penelepon adalah pelanggan anda. Hmmm…..jika tidak segera dievaluasi, tentu anda akan bilang,”Sakitnya itu disiniiii…”
Hehehehehehehe….
Hehehehehehehe….
Ini Cara Introspeksinya
Oke, sekarang kita perbaiki.
Ketika anda menelepon pertama kali ke layanan pelanggan untuk melakukan komplain, lalu petugas penjawab memberikan penjelasan dan mohon maaf, lalu menjanjikan bahwa produk anda akan sampai sehari kedepan, atau dia berjanji akan mengurusnya secepatnya ke bagian/perusahaan pengiriman.
Ketika anda menelepon pertama kali ke layanan pelanggan untuk melakukan komplain, lalu petugas penjawab memberikan penjelasan dan mohon maaf, lalu menjanjikan bahwa produk anda akan sampai sehari kedepan, atau dia berjanji akan mengurusnya secepatnya ke bagian/perusahaan pengiriman.
Ia kemudian bahkan memeriksa riwayat komplain anda, apakah anda pernah mengalami hal ini sebelumnya, juga memeriksa apakah anda sudah pernah komplain ke perusahaan dan diterima oleh staff yang lain, dan sekali lagi dia meminta maaf atas nama perusahaan atas ketidaknyamanan yang anda alami.
Nah, kalau sudah begini, apakah anda sebagai pelanggan akan berpikir untuk tetap membeli kembali ke toko online tersebut? Saya yakin IYA!
Perbedaan utama antara kedua keadaan tersebut adalah kemampuan perusahaan terkait untuk membalik keadaan yang tidak nyaman bagi konsumennya dan menyelesaikannya dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Ini adalah perbedaan yang bisa berdampak pada pengalaman pelanggan walaupun situasi dan kondisi saat itu tidak mendukung bagi perusahaan.
Secara sederhana, pengalaman pelanggan adalah hasil keseluruhan hubungan yang dimiliki oleh pelanggan dengan pelaku bisnis dan didasarkan pada setiap interaksi serta pemikiran yang dimiliki oleh konsumen terhadap perusahaan tersebut.
Konsumen yang memiliki pengalaman positif tentu saja akan menjadi lebih loyal terhadap suatu perusahaan atau merek. Konsumen bisa berinteraksi dengan brand melalui banyak titik atau kanal (Web, perangkat bergerak, jejaring sosial, toko ritel, kios-kios).
Walau demikian, sering kali tampak tidak ada konsistensi antarkanal. Inilah yang biasanya menjadi sumber ketidaknyamanan.
tips berikutnya menyusul ya..
#tda #tipsmarketing #ukmmedan #komunitassosial
www.tdamedan.org
sumber : http://kampungwirausaha.com/
No comments:
Post a Comment